Monday, January 4, 2016

Perasaan – Dian Piesesha



Menyatu hati kita berdua
Dalam rintik hujan di senja itu
Mata pun terpejam syahdu
Hati berbunga rindu terobati


Kisahmu tentang rumah yang mungil
Serta hari esok penuh ceria
Dua anak saja, begitu yang kau inginkan
Dan yang ku harapkan


Mimpi-mimpi tinggal mimpi
Tak satupun yang menjadi nyata
Janji sehidup semati
Kini tinggal janji di bibirmu
Kau pergi biarkan diriku
Kau tinggal-tinggal aku sendiri
Manis namun pahit ku rasa
Sepahit pahit pahit empedu


Kisahmu tentang rumah yang mungil
Serta hari esok penuh ceria
Dua anak saja, begitu yang kau inginkan
Dan yang ku harapkan


Mimpi-mimpi tinggal mimpi
Tak satupun yang menjadi nyata
Janji sehidup semati
Kini tinggal janji di bibirmu
Kau pergi biarkan diriku
Kau tinggal-tinggal aku sendiri
Manis namun pahit ku rasa
Sepahit pahit pahit empedu


Ulasan Lagu :

Janji tak semanis yang diucapkan. Itu yang terjadi pada dirimu. Masihkah kau ingat ketika cinta kita menyatu? Kita seia sekata unuk bersama. Kita bertemu menyatukan rindu. Kuresapi rasa ini kuharap selamanya.

Banyaka kau bercerita tentang keinginan kita. Rumah mungil yang kan kau buat di atas bukit hijau tempat kita bernaung nanti. Anak-anak kita yang kelak melipur hati juga kau ucapkan membuat hati ini terbuai dalam anganku yang tinggi membayang. Sungguh masa depan terbayang begitu indahnya.

Segala harapan dan janji-janji manis itu kini semua sirna. Aku sungguh tak percaya ini terjadi. Kau pergi tanpa pesan entah kemana. Semua kasihmu lenyap tak berbekas lagi. Tinggalah kini kusendiri sesali tlah percayaimu. Kutak tahu lagi apa yang harus kulakukan. Ku tak berdaya kau tinggalkan.

No comments:

Post a Comment