Saturday, October 11, 2014

Serpihan Hati-Utopia



Di matamu aku tak bermakna
Tak punyai arti apa-apa
Kau hanya inginkanku saat kau perlu
Tak pernah berubah

Kadang ingin ku tinggalkan semua
Letih hati menahan dusta
Di atas pedih ini aku sendiri
Selalu sendiri

Serpihan hati ini ku peluk erat
Akan ku bawa sampai ku mati
Memendam rasa ini sendirian
Ku tak tahu mengapa aku tak bisa melupakanmu

Ku percaya suatu hari nanti
Aku akan merebut hatimu
Walau harus menunggu sampai ku tak mampu
Menunggumu lagi

Serpihan hati ini ku peluk erat
Akan ku bawa sampai ku mati
Memendam rasa ini sendirian
Ku tak tahu mengapa aku tak mampu

Serpihan hati ini ku peluk erat
Akan ku bawa sampai ku mati
Memendam rasa ini sendirian
Ku tak tahu mengapa aku tak bisa melupakanmu
Hoooooooo...hoooo...hooo

Di matamu aku tak bermakna

* Tafsir lagu ini:

     Dihargai...satu kata yang inginkan darimu, yang tak kunjung kau mengerti. Di manakah hati nuranimu, membiarkanku sia-sia dan tak berarti. Di matamu aku hanya ada ketika kau mau. Selebihnya tak ada. Hanaya dusta yang bisa kuperlihatkan padamu..seolah aku suka dengan perlakuanmu, sedang hati ini sepi dalam kesendirian tak berkesudahan...pedih.
      Saat ini mungkin kau tak mengangapku ada. Satu harapanku, suatu saat nanti ku kan dapat merebut perhatianmu. Walau saat itu mungkin ku tak dapat lagi menunggumu. Letih hati ini dan akhirnya terserak, berkeping, tak tertahan lagi kuingin tinggalkanmu...., walaupun...aku tak mampu. Dan kupendam rasa ini sampai ku mati...
     Sekadar kau tahu... kukan bawa serpihan hati yang terkoyak ini sampai akhir nanti. Kan kubawa dan kupendam dalam kesendirian. Ku tak tahu mengapa hatiku lemah tak berdaya tuk sekadar melupakanmu dari hidupku...
     Sampai detik ini harus kuterima kenyataan pahit ini...di matamu aku bukan siapa-siapa. Aku terlalu kecil artinya bagimu dan tak bermakna...sia-sia....

No comments:

Post a Comment